Welcome to My website

Selamat datang di website pribadi saya. Tidak neko-neko, disini saya hanya ingin berbagi apa yang bisa saya bagi.

Terima kasih telah berkunjung...

Semoga Bermanfaat
OpulentDelicacy.com

Kamis, 04 Juli 2013

"Ikhwanul Muslimin Bangga Dikalahkan Militer, Bukan Kalah Dalam Kotak Suara"


by @herricahyadi :
Sekularis-liberal yg munafik! Begitu gambaran mereka di Mesir. Ga siap berdemokrasi, Mesir pun mundur seribu langkah.. Poor #Egypt

Amerika mendiamkan kudeta militer, pdhl produk demokrasi diimpor lgsg oleh mrk. Mrk paham betul bhw keterlibatan militer adlh haram.

Skrg mrk meninggalkan #Egypt begitu sj stlh negeri itu poranda. Mrk mengevakuasi slrh staf kedubes di Kairo. Kelakuan "panglima" demokrasi..

Tidak hanya pejabat yg berasal dr Ikhwan, tapi militer jg menangkap petinggi tv #Egpyt yg pro #Morsi. Demokrasi yg mati..

Fyi, polisi dan militer jg menghentikan siaran + liputan Aljazeera Mesir, serta menahan seluruh jurnalis di dalamnya..

Si #anonymous, yg berhaluan kiri-liberal, yg srg mengkampanyekan "kebebasan", diam tak bicara thdp tragedi kudeta militer..

Raja Saudi mengucapkan selamat kpd presiden interim #Egypt yg baru. Dodol.

Fyi, Paus Kristen Koptik "memberkati" kudeta militer di Mesir. Mulai nampak wajah sesungguhnya..

Ikhwanul Muslimin mengatakan adalah sebuah kehormatan jika mrk dikudeta oleh militer. Sebab, demokrasi hny bs disingkirkan oleh tangan besi.

Ikhwanul Muslimin bangga bahwa mereka dikalahkan oleh militer, bukan kalah dalam kotak suara.. | Aku padamu, yaa Ikhwah! #SaveEgypt

Para sekularis-liberalis itu tak tahu malu ya? Kalah berdemokrasi, bangga dg kudeta militer. Bilang, "Rakyat & tentara bersatu". Hipokrit.

Sekularis-liberalis-leftist merayakan kudeta di Tahrir Square. Selamat, kalian menang di lapangan, bkn kotak suara!

Presiden #Morsi menghimbau kpd slrh rakyat & militer #Egypt agar mempertahankan konstitusi dan demokrasi, bukan dg kudeta militer..

Ratusan ribu pendukung #Morsi mulai berkumpul. Foto terbaru dr AA.


Sedih sekali kita hari ini, di saat demokrasi yg dipaksakan itu kita gunakan, lalu menang; kita dipaksa pula utk mundur..

Menurut riset PEW, mayoritas rakyat Mesir (58%) scr strik menginginkan Islam jd konstitusi, smntr 28% menilai Islam hrs ada, tp ga strik..

Hanya 11% yg mengatakan Al-Quran atau konstitusi Islam tdk boleh mempengaruhi konstitusi Mesir. 11% ini = sekularis, liberalis, leftist.

Fyi, #Morsi skrg menjadi tahanan rumah. Beliau diputus dr semua akses; komunikasi bhkn interaksi. Yg menangkap Paspampres Mesir..

Pengawal kepresidenan #Morsi jg ikut ditahan. Pimpinan #FJP & deputinya juga ditahan. Itu dr sekian ratus nama dlm list penahanan (jubir IM)

Ya, kalau mau dilihat watak liberal disini: tak jauh beda dari sentimen mrk thdp #Morsi, IM, #FJP, PKS, dll. Asal bukan Islam: semua HALAL!

Liberal berargumen: militer yg kudeta atas kehendak rakyat bukanlah "kudeta militer". Oh? Heloooo???

Bukankah sebuah kelucuan yg sangat, memaksa partai politik terbesar di Mesir utk tdk lagi ikut pemilu dan menang?

Sekarang, pro-demokrasi yg sesungguhnya akan berjuang melawan dominasi militer. Di saat liberal-sekuler bangga kembali ke era Mubarak..

@BarackObama bilang: "Segera kembalikan kekuasaan ke Rakyat Mesir!" | Maksudnya, ke 51.7% rakyat Mesir yg memilih #Morsi?

Breaking News: protes pendukung #Morsi di Rabaa mendapatkan "tanggapan" tembakan senjata dr militer, sekarang.. (Jubir IM)

Breaking News: #Rabaa, lokasi pusat pendukung #Morsi sdg diserang gas air mata, byk tembakan peluru, smtr mrk sdg siap-siap shalat..

Fyi, alasan mengapa Aljazeera Mesir diserang militer kr terlihat simpati thdp Ikhwanul Muslimin. Sama halnya Aljazeera dg AKP dan Hamas..

Utk diingat: sewaktu revolusi Mesir, kedubes Israel diserang & diduduki. Skrg Israel senang, kr musuh besar mrk diserang oleh bangsanya sdr.

Fyi, korban tewas akibat kudeta militer dan aksi anarki kelompok anti demokrasi Mesir menjadi 14 orang.. #SaveEgypt

Fyi, sekitar 300an pimpinan Ikhwan menjadi target penangkapan militer.. | Ini bukan lg kudeta thdp pemerintahan, tp ini kudeta gerakan!

Militer tak brbuat byk swaktu massa perusuh antidemokrasi mghancurkan markas IM, tp mrk beringas thdp pro #Morsi, bhkn saat mrk mau shalat..

Kita hrs belajar bhw jk suatu hari nnt jd SATU BESAR, hrs siap menerima kenyataan bahwa kaum liberal bisa mjd ekstremis anti demokrasi. *off


***

by @rmzulkipli :

Bung Karno dulu dikudeta Tentara dg pra-aksi demo besar2an, modusnya dengan "seakan" mandatnya dikembalikan ke MPRS, mirip MK (Mahkamah Konstitusi) di Mesir ini..

Pemilu yang demokratis itu people power yang sejati.. tentara dan kerumunan massa disebut people power? Ini mah pola umum kudeta :)

Biasa, kalau Tentara kudeta, selain tangkap lawan politiknya, mereka kemudian memberangus kebebasan pers. Jangan kaget Aljazerah disikat :)

Yang kaget itu, ada orang-orang yang selama ini susah payah mencitrakan dirinya demokratis.. tahu-tahu ngedukung tentara kudeta hahaha

Lagi, bersyukur tinggal di Indonesia. Tentara kita sudah sadar, Double Minoritas spt Harry Tanoe bisa kuasai media & Nyawapres. Demokrasi :)

Coba keliling dunia, ktm? double minoritas spt Harry Tanoe bisa monopoli sumber daya alam terbatas (frek tv) & Nyawapres pula. Demokrasi :)

Cuma, yang ribut2 di Indonesia belum toleran, kurang demokrasi selama ini.. eh malah ngedukung mliter kudeta di mesir. Ini lucu.. :)

Baru satu tahun, tentara yang puluhan tahun jadi tirani bersama mubarak.. didukung mengkudeta hasil pemilu. MK? Ingat MPRS? :D


***

by @ridlwanjogja :

Doa ku untuk saudara saudara di bumi Mesir yang diberkahi, sungguh Allah sayang kalian

Kalau disini cuma diserang pakai fitnah, belum apa-apa. Lihat di Mesir, menang demokratis digulingkan militer .

Ada yang bilang itu people power ? People yang mana ? Mau adu banyak ? Ada pemilu bung dan mereka kalah pemilu. Ini kudeta !

Lihat kantor kantor Ikhwan diserang secara masif dan bersenjata. Aktivis dibunuhi. Kudeta itu nggak harus pakai seragam.

Operasi penjatuhan Morsy khas gerakan intelijen. Siapa dibelakangnya ? Dilihat dari negara yang paling diuntungkan jika Morsy jatuh.

Operasi macam ini sudah disusun rapi dan sistematis. Ada agen atau aktor yang siap dengan perannya masing-masing.

Menurutku Ikhwan terlalu sayang dengan Mesir sehingga menahan diri utk tidak melawan. Sementara para agresor nggak pakai hati

Cek misalnya berita pemerkosaan yang marak di lapangan Tahrir. People seperti ini yang akan memimpin Mesir ?

Perkembangan Ikhwan membahayakan kepentingan negara macam AS dan Israel. Jangan difikir mereka tak bergerak. Operation still running

Analis mereka bekerja, operator mereka bekerja. Mencari pendukung, agen, kolaborator, yang siap memberangus Ikhwan di berbagai negara.

Tema serangan disesuaikan, melihat konstelasi opini publik. Di Mesir sampai berdarah-darah, di Indonesia cukup pake Fatonah

Bersiap siagalah. Kebatilan yang terorganisir membahayakan kebaikan yang tercerai berai. Mari bersatu. Solidkan. Rapikan shaff.

***

by @salimafillah :

Kalahnya kebenaran tak berarti ia batal, hanya saja ia lemah. Siapa menjauh kala kebenaran lemah; dia tak diperlukan di saat kebenaran kuat.

Penangkapan & penahanan dimulai.. Ya Allah; jaga Mursy, Khairat Al Syathir, Sa'd Al Katatny, Mahmud Bayumi, Essam El Erian, & rakyat Mesir..

Mursi; pemimpin pertama yang dipilih rakyat dalam ribuan tahun sejarah #Mesir; tak pernah menyensor media yang siang-malam menyerangnya.

Hanya dalam hitungan menit setelah Mursi dijatuhkan; militer menutup 7 kanal Media & menangkapi wartawannya. Selamat datang kembali Tirani!

Confirmed; telah ditangkap Rasyad Al Bayumi {Wakil Mursyid IM}, Essam El Erian {Ketua FJP}, & Al Katatny {Ketua Parlemen}.

Sembilan puluh lima ribu nyawa rakyatnya hilang; tapi Basyar Al Assad dipertahankan. Tak setetes darahpun ditumpahkan Mursi; dia dijatuhkan.

Bahaya besar peristiwa Mesir bagi dunia Arab; kian tipis kepercayaan pada jalan juang damai & moderat. Bandul ekstremisme akan berayun lagi.

Bayangkan fikiran ini; Ikhwan yang di mata harakah lain lembek & kompromis dengan berdemokrasi ujungnya begini. Jalan apa lagi tuk berjuang?

Tapi kita yakin; Ikhwan insyaaLlah mampu bersikap tepat setelah 8 dasawarsa berpengalaman menghadapi tiran dalam besi & api, kurung & bunuh.

Seperti tafakkur para sahabat RasuliLlah saat Perang Ahzab mengguncang & menyesak; kian gelap, kian gulita; adalah tanda fajar segera tiba.


___

"Morsi is an elected leader in a non-democratic country" (@Doylech)

"liberals n secularists obviously believe violence is the only viable method for change. They r the real extremists" #egypt (@Vghandi)

Rabu, 20 Juli 2011

Daulah 'Abbasiyah I (750-1258 Masehi)

Ini adalah dinasti berusia paling panjang dalam sejarah Islam. Muhammad al-Saffah atau Abu Abbas berhasil merebut kekuasaan dari Bani Umayah pada 750 Masehi. Ia memanfaatkan ketidakpuasan orang-orang Islam non-Arab, kalangan Syiah serta keluarganya sendiri, Keluarga Hasyim. Ia membangun kekuasaan itu bersama Abu Muslim dari Khurasan. Maka yang dilakukannya adalah mengurangi pengaruh Arab di pemerintahan.

Hanya empat tahun Abu Abbas memerintah. Ia meninggal. Khalifah berikutnya adalah Abu Ja'far (754-775). Dialah khalifah pertama menggunakan gelar. Untuk dirinya sendiri, ia menggunakan gelar Al-Mansyur. Pemerintahannya banyak mengakomodasi kepentingan masyarakat Persia. Ibukota negara bahkan dipindahkan ke tepi Sungai Tigris -dekat Ctesiphon, ibukota Kekaisaran Persia dulu.

Disebutkan, Al-Mansyur melakukan survei mendalam untuk penentuan lokasi ibukota. Dia mengirim staf untuk tinggal di sana guna membuat laporan keadaan wilayah itu di berbagai musim. Ia disebut mendatangkan sekitar 100.000 pekerja dari berbagai daerah - Kufah, Basrah, Mosul maupun Syria-untuk menjadi arsitek, tukang bangunan, juru pahat, pelukis untuk membangun tempat yang dulu dipakai sebagai peristirahatan Kaisar Kisra Anusyirwan. Sekitar tahun 762 Masehi, lahirlah kota Baghdad sebagai salah satu kota termegah di dunia saat itu.

Al-Mansyur dianggap sebagai tonggak pembangun kejayaan Abbasiyah. Namun itu dilakukannya dengan tangan besi pula. Abdullah dan Shalih bin Ali, dua orang pamannya yang menolak berbaiat untuknya, dibunuh Abu Muslim atas suruhannya. Abu Muslim sendiri kemudian ia bunuh. Untuk militer, ia kembali melakukan ekspansi untuk menguasai kembali wilayah-wilayah Bani Umayah dulu. Ia mengenalkan konsep 'wazir' yang sekarang diistilahkan sebagai perdana menteri. Jawatan pos diberi tugas intelejen -termasuk mengawasi para gubernur.

Di sisi lain, Baghdad dibangunnya sebagai pusat peradaban. Ilmu dan kesenian dikembangkan. Di Kufah, di masa Al-Mansyur, imam Abu Hanifah (700-767) diberinya tempat yang baik. Abu Hanifah berkesempatan untuk merumuskan hukum-hukum Islam, yang kemudian dikenal sebagai mazhab Hanafi. Sebuah mazhab yang sangat dipengaruhi kecenderungan kalangan intelektual muslim di Kufah: kuat dalam rasionalitas.

Kemakmuran masyarakat terwujud pada masa khalifah Al-Mahdi (775-785). Program irigasi berhasil meningkatkan produksi pertanian berlipat kali. Jalur perdagangan dari Asia Tengah dan Timur hingga Eropa melalui wilayah kekhalifahan Abbasiyah berjalan pesat. Pertambangan emas, perak, besi dan tembaga, berjalan dengan baik. Basrah di Teluk Persia tumbuh menjadi satu pelabuhan terpenting di dunia.

Bersamaan dengan itu, ilmu pengetahuan tumbuh subur. Di Madinah, Imam Malik (713-795) juga menyusun fikih atau hukum Islam. Ia tak seperti Hanafi. Ia banyak menggunakan hadis secara langsung serta tradisi masyarakat Madinah. Puncak peradaban Islam terjadi pada masa Harun Al-Rasyid (786-809). Bukan hanya kemakmurn masyarakat yang dicapai, namun juga pendidikan, kebudayaan, sastra dan lain-lain.

Harun Al-Rasyid membangun rumah-rumah sakit, sekolah kedokteran, serta farmasi. Saat itu, diperkirakan terdapat 800 orang dokter. Ia juga membangun pemandian-pemandian umum. Istrinya membangun saluran air dari Taif untuk memenuhi kebutuhan air di Mekah yang tak cukup dipenuhi oleh sumur zamzam.

"Masa keemasan" ini dilanjutkan oleh Al-Ma'mun (813-833). Dia mendirikan banyak sekolah. Berbagai buku Yunani diterjemahkannya ke bahasa Arab. Ia mendirikan pula "Bait Al-Hikmah" -perpustakan sekaligus perguruan tinggi. Di masanya, Imam Syafi'i (767-820) serta Imam Ahmad bin Hanbal (780-855) juga menulis kitab fikih yang kemudian menjadi mazhab sendiri. Mazhab dengan pendekatan yang berada di antara mazhab Hanafi dan Maliki. Pemikir Islam yang mengedepankan rasionalitas, yang dikenal dengan sebutan Mu'tazilah, yakni Abu Huzail (752-849) dan Al-Nazam (801-835) juga melempar gagasannya pada periode ini.

Hingga khalifah Al-Mutawakkil (847-861), Daulat Abbasiyah masih menampakkan kebesarannya. Namun, dalam politik, Al-Mutawakkil mulai membuat sejumlah perubahan. Ia lebih berorientasi pada orang-orang Turki dibanding Persia. Paham keagamaan negara pun ia ubah. Khalifah Al-Ma'mun menggunakan paham rasional mu'tazilah untuk negara. Al-Mutawakil mencabut paham itu, dan menggunakan aliran 'salaf' dari mazhab Hambali.

 

Sabtu, 09 Juli 2011

Daulah Umayah II (661-750 Masehi)

Kekuasaan yang dibangun Muawiyah bagi Daulat Umayah diawali dengan noda hitam. Pemberontakan Muawiyah terhadap Khalifah Ali yang melahirkan Perang Shiffin menyebabkan sekitar 80 ribu orang tewas. Badri Yatim, dalam buku 'Sejarah Peradaban Islam' menyebut: "Kekhalifahan Muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak." Praktek yang bertolak belakang dengan nilai Islam sebenarnya.

Muawiyah menunjuk anaknya, Yazid, sebagai penggantinya. Cara demikian tidak dikenal Islam dalam pemilihan pemimpin negara. Masyarakat berontak. Sebagian mengangkat Hussein anak Ali sebagai khalifah. Melalui penipuan, Yazid menghancurkan kubu Hussein. Hussein yang berencana memenuhi ajaka damai Muawiyah, ternyata dibunuh. Di padang Karbala, Hussein dipenggal. Kepalanya dibawa ke Damaskus.

Abdullah anak Zubair juga tak mengakui kekhalifahan Yazid. Abdullah berkedudukan di Mekah. Tentara kerajaan di masa Khalifah Abdul Malik kemudian menyerbu Mekah. Keluarga Zubair dihancurkan. Abdullah wafat dalam pertempuran pada 73 H atau 692 Masehi.

Di masa Muawiyah, kekuasaan melebar ke Barat hingga Tunisia yang berada di seberang Italia. Di Timur, wilayah kekuasaan telah menjangkau seluruh tanah Afghanistan sekarang. Ekspedisi laut berulangkali menyerbu ke Byzantium, namum gagal menaklukkan Romawi. Wilayah itu kemudian diperluas oleh Khalifah Abdul Malik. Wilayah Asia Tengah seperti Bukhara, Khawarizm, Ferghana hingga Samarkand mereka kuasai. Pasukan Umayah bahkan wilayah Sind dan Punyab di India dan Pakistan.

Terobosan paling monumental terjadi di Gibraltar, Spanyol, di masa Khalifah Walid. Seluruh wilayah Afrika Utara -termasuk Aljazair dan Maroko-mereka kuasai. Pada tahun 711 Masehi, Panglima Perang Thariq bin Ziyad memimpin pasukan menyeberang selat dari Maroko ke dataran Spanyol di Eropa. Ibukota Spanyol segera mereka kuasai. Demikian pula kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo. Seluruh Spanyol pun menjadi wilayah kekusaan Bani Umayah.

Di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, tentara Bani Umayah di bawah komando Panglima Abdulrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi, bergerak dari Spanyol menuju Perancis. Setelah melalui pegunungan Piranee, mereka menguasai Bordeau, Poitiers dan hendak maju ke kota Tours. Di tempat ini terjadi pertempuran yang menewaskan Al-Ghafiqi. Tentara itu pun mundur kendali ke Spanyol.

Dengan rentang wilayah kekuasaan yang sangat luas, di abad ke-8 Masehi tersebut, Bani Umayah merupakan kekuasaan yang paling besar di dunia. Kekuasaan besar lainnya adalah Dinasti Tang di wilayah Cina serta Romawi yang berpusat di Konstantinopel. Ke wilayah kekuasaan Bani Umayah itulah Islam kemudian menyebar dengan cepat.

Namun adalah sebuah kemustahilan untuk mempertahankan wilayah yang begitu luas terus-menerus. Apalagi masyarakat kemudian kehilangan rasa hormatnya pada kekhalifahan. Pemberontakan muncul di sana-sini. Yang terkuat adalah pemberontakan oleh Abdullah Asy-Syafah, atau Abu Abbas. Ia keturunan Abbas bin Abdul Muthalib -paman Rasulullah. Ia disokong oleh keluarga Hasyim -keluarga yang terus berseteru dengan Keluarga Umayah. Kalangan Syi'ah -para pendukung fanatik Ali-mendukung pula gerakan ini.

Abu Abbas kemudian bersekutu dengan tokoh kuat, Abu Muslim dari Khurasan. Pada tahun 750 Masehi, mereka berhasil menjatuhkan kekuasaan Bani Umayah. Khalifah terakhir, Marwan bin Muhammad, lari ke Mesir namun tertangkap danm dibunuh di sana. Berakhirlah kekuasaan Bani Umayah ini, meskipun keturunannya kemudian berhasil membangun Bani Umayah kedua di wilayah Spanyol.

Jumat, 08 Juli 2011

Perang Aceh (1873-1903)

Awalnya adalah "Tractat London 1871". Dalam perjanjian tersebut, Inggris menyerahkan seluruh wilayah Sumatera pada Belanda. Sebelumnya, "Tractat 1824", wilayah yang diserahkan hanya "Pantai Barat Sumatera". Dengan demikian Aceh terlindung dari tangan-tangan Belanda.

Kini Belanda mengincar Aceh. Pada 27 Desember 1871, wakil Sultan Aceh -Habib Abdurrahman-berunding dengan Belanda di geladak kapal Jambi. Intinya, Aceh sepakat untuk berdagang dan bersahabat dengan Belanda asalkan wilayah yang pernah menjadi bagian Kerajaan Aceh dikembalikan. Di antaranya adalah Sibolga, Barus, Singkel, Pulau Nias dan beberapa kerajaan di pesisir Sumatera Timur. Lima orang utusan Sultan Aceh dipimpin Tibang Muhammad datang untuk berunding dengan Residen Riau, Desember 1872.

Sebulan di Riau duta tersebut pun diantar pulang dengan kapal uap Mernik, melalui Singapura. Di Singapura, mereka sempat bertemu dengan Konsul Amerika dan Konsul Italia. Pertemuan tersebut dimanfaatkan Belanda untuk menuduh Aceh berselingkuh. Belanda lalu mempersiapkan armada perangnya untuk menggempur Aceh. Kesultanan Aceh juga bersiaga. Mereka mendatangkan 1349 senjata -berikut 5.000 peti mesiu-dari Pulau Pinang. Rakyat juga telah dimobilisasi oleh T. Chik Kutakarang.

Tanggal 1 April 1873, F.N. Nieuwenhuyzen menyatakan perang. Sebanyak 33 kapal mengepung Aceh, dengan kekuatan 168 perwira dan 3198 prajurit. Tanggal 5 April, perang pecah di Pantai Cermin -Banda Aceh. Kapal "Citadel van Antwerpen" terkena 12 tembakan meriam. Belanda terus mendesak ke arah Masjid Raja dan "dalam" -istilah untuk menyebut istana. Rakyat Aceh -yang terus meneriakkan "La ilaha illallah"-semakin gigih. Tanggal 14 April, Jenderal Mayor J.H.R. Kohler tewas. Belanda mundur. Sebanyak 45 orang pasukan Belanda tewas, 405 lain luka-luka. Tanggal 25 April, serdadu Belanda kembali ke kapal. Empat hari kemudian, mereka meninggalkan pantai Aceh.

Tanggal 16 Nopember 1873, 60 kapal bertolak dari Batavia untuk kembali menyerang Aceh. Kapal tersebut membawa 389 perwira, 7888 serdadu, 32 perwira dokter, juga "3565 orang hukuman dan 246 perempuan". Mereka membawa pula 206 pucuk meriam dan 22 mortir, dilengkapi pasukan zeni pembuat rel kereta api dan rakit untuk menyusuri sungai, seorang pastur, seorang ustad H.M. Ilyas asal Semarang, dan lima orang Jawa dan Cina sebagai mata-mata.

Sebelumnya, Belanda juga telah menyusupkan seorang bernama Ali Bahanan. Mangkunegara yang membantu Belanda menggempur Diponegoro, dilibatkan pula dalam serangan ke Aceh. Perwira Mangkunegara Ario Gondo Sisworo ikut berangkat ke Aceh bersama Perwira Paku Alam, Raden Mas Panji Pakukuning. Tanggal 9 Desember 1873, tentara Belanda mendarat di Kualalue dan bergerak di Kuala Gigieng. Perlawanan pasukan Tuanku Hasyim dan Tuanku Manta Setia dipatahkan Jenderal Mayor Verpijck.

Panglima Polim mengorganisasikan 3000 pasukannya di sekitar Masjid Raya. Ia dibantu 800 tentara Raja Teunom, 500 tentara Raja Pidie, dan sekitar 1000 rakyat Peusangan. Namun, 6 Januari 1874, Masjid Raya jatuh. Tanggal 13 Januari, Sultan dan Panglima Polim meninggalkan istana dan mengungsi ke Luengbata, lalu Pade Aye. Namun lima hari kemudian Sultan wafat karena penyakit kolera. Panglima Polim dan petinggi kerajaan kemudian mengangkat Muhammad Daudsyah -putra sultan yang baru berusia enam tahun-- sebagai sultan baru. Tanggal 31 Januari 1874, Jenderal van Swieten mengumumkan bahwa Aceh sudah ditaklukkan.

Namun, di luar Banda Aceh, perlawanan terus berlangsung sengit. Habib Abdurrahman, utusan Aceh ke Turki, berhasil mendarat di Idi dengan menyamar sebagai seorang Keling. Ia memimpin perlawanan yang menimbulkan banyak korban di kalangan Belanda. Belanda memperkuat gempurannya dengan mengganti Jenderal Diemont dengan Van der Hejden. Mereka berhasil menjepit perlawanan rakyat Aceh. Habib Abdurrahman menyerah, dan dikirim ke Jedah dengan kapal "Curacau" pada 23 Nopember 1878, dan dibekali 1200 ringgit. Dari Habib Abdurrahman, Belanda juga mendapat strategi untuk mematahkan rakyat Aceh.

Di Aceh Barat, Teuku Umar dan istrinya, Tjut Nya' Dhien memimpin perlawanan. Di Tiro, Tengku Cik di Tiro Muhammad Amin dan penggantinya, Tengku Syeikh Saman menggalang perlawanan rakyat. Pada Agustus 1893, Teuku Umar sempat menyeberang ke pihak Belanda dan dianugerahi gelar Teuku Umar Johan Pahlawan.

Tiga tahun kemudian, Teuku Umar bergabung kembali dengan kawan-kawannya. Ia, bersama Sultan dan Panglima Polim habis-habisan bertempur. Dalam pertempuran di Pulo Cicem dan Kuta Putoih, 78 orang tentara Aceh tewas. Teuku Umar mundur ke Aceh Barat. Ia tewas pada 11 Februari 1899, dalam bentrokan di Meulaboh. Gubernur J.B. Van Heutz memimpin langsung serangan ke Pidie. Ia juga menggunakan penasihatnya, Snouck Horgonje, yang mengaku telah masuk Islam untuk menarik simpati rakyat Aceh.

Sultan dan Panglima Polim membentuk basis di Kuta Sawang. Namun pertahanan tersebut hancur dalam serangan 14 Mei 1899. Di saat kekuatan Sultan terdesak, di Aceh Timur seorang ulama bernama Abdullah Pakeh atau Teungku Tapa, berhasil mengorganisasikan 10 ribu pasukan. Ia juga menggalang laskar perempuan berkekuatan 500 orang. Berulang kali pasukan Teungku Tapa menyulitkan tentara Belanda.

Pertempuran demi pertempuran terus berlangsung. Februari 1900, Sultan dan para pengikutnya menyingkir ke Gayo. Tanggal 1 Oktober 1901, Mayor G.C.E van Daaelen menyisir Tanah Gayo di pedalaman sekitar Danau Laut Tawar. Tidak ada hasil. Belanda kemudian bersiasat dengan menangkap istri Sultan di Glumpang Payong, dan kemudian istri lainnya di Pidie. Anak Sultan, Tuanku Ibrahim, juga ditangkap. Sultan, pada tanggal 10 Januari 1903, menyerahkan diri setelah Belanda mengancam akan mengasingkan istri dan anak sultan. Tanggal 6 September 1903, Panglima Polim juga menyerah setelah istrinya ditangkap. Perlawanan Tjut Nya' Dhien juga dapat diakhiri. Ia dibuang ke Sumedang, Jawa Barat, dan meninggal pada 1906. Perlawanan rakyat masih terus berlangsung. Namun Belanda telah menguasai keadaan.

Jumat, 24 Juni 2011

Daulah Umayah I (661-750 Masehi)

Ini adalah periode pemerintahan Islam di bawah kekuasaan Keluarga Umayah. Para ahli sejarah mengatakan kekuasaan ini berawal pada tahun 40 Hijriah atau 661 Masehi. Pendiri dinasti ini adalah Muawiyah anak Abu Sofyan. Abu Sofyan adalah pemimpin Mekah yang menentang Rasul. Ia masuk Islam setelah kota Mekah ditaklukkan oleh pasukan Islam dari Madinah.

Muawiyah semula adalah Gubernur Syria berkedudukan di Damaskus. Ia memberontak pada Khalifah Ali bin Abu Thalib, sampai Ali wafat dibunuh orang Khawarij. Pengikut Ali kemudian mengangkat Hasan -anak Ali-sebagai khalifah baru. Namun Hasan, yang tak ingin konflik, lalu mengikat perjanjian damai dengan Muawiyah. Jadilah Muawiyah penguasa tunggal masyarakat muslim waktu itu.

Muawiyah memindah ibukota negara dari Madinah ke Damaskus. Ia juga mengganti sistem pemerintahan. Hingga masa Ali, pemimpin negara berlaku sebagai seorang biasa. Tinggal di rumah sederhana, menjadi imam masjid, dan memenuhi kebutuhan sendiri secara biasa. Muawiyah meniru sistem kerajaan untuk dirinya. Ia hidup bagai raja -dalam benteng, bergelimang kemewahan, bepengawalan lengkap dengan kekuasaan mutlak. Untuk jabatannya, ia menyebut diri sebagai "khalifatullah" ("wakil" Allah di bumi) -istilah yang banyak dipakai para sultan kemudian.

Banyak yang diperbuat oleh Dinasti Umayah. Antara lain dengan membangun dinas pos -termasuk penyediaan kuda dan perlengkapannya. Mereka juga mengangkat Qadi atau hakim sebagai profesi. Khalifah Abdul Malik mencetak uang sendiri dengan menggunakan tulisan Arab sebagai pengganti uang Byzantium dan Persia. Administrasi pemerintahan dibenahi. Bahasa Arab ditetapkan sebagai bahasa resmi pemerintahan.

Langkah ini dilanjutkan oleh anak Abdul Malik, Walid (705-715 Masehi). Ia membangun panti-panti asuhan untuk orang-orang cacat. Pekerja untuk rumah-rumah tersebut dibayarnya sebagai pegawai. Walid juga membangun infrastruktur berupa jalan-jalan raya yang menghubungkan antar wilayah. Selain itu ia juga membangu gedung-gedung pemerintah, masjid-masjid, bahkan juga pabrik. Di masanya, masyarakat mencapai puncak kemakmurannya.

Namun khalifah yang paling banyak dipuji adalah Umar bin Abdul Aziz (717-720). Ibunya adalah cucu Umar bin Khattab. Ia lebih menekankan pembangunan moral dan sosial dibanding fisik. Ia menolak jika dipilih menjadi khalifah semata karena dirinya anak khalifah. Ia bahkan merangkul musuh-musuh Dinasti Umayah, termasuk kelompok Syi'ah, untuk memilih khalifah yang baru. Sampai kemudian semua sepakat untuk memilihnya sebagai khalifah.

Umar memberikan kebebasan beribadah kepada masyarakat dari semua kelompok agama. Pajak yang membenani masyarakat pun ia peringan. Ia juga disukai orang-orang non-Arab atau 'mawali'. Sebelum masa Umar bin Abdul Aziz, warga non-Arab dianggap sebagai "warga kelas dua". Umar mensejajarkan bangsa apapun tanpa kecuali.

Dalam kehidupan sehari-hari, Umar bin Abdul Aziz mewarisi sikap kakek buyutnya, Umar bin Khattab. Bedanya: Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang bertemperamen keras, sedangkan Umar bin Abdul Aziz adalah seorang yang lembut. Kesederhanaannya akan selalu dikisahkan sepanjang sejarah. Di antaranya adalah ketika ia -suatu malam-bekerja di ruangannya yang berpenerangan lampu. Lalu anaknya datang minta izin untuk bicara dengannya. Umar bertanya, pembicaraannya itu untuk keperluan negara atau keluarga. "Urusan keluarga," kata anaknya. Umar lalu mematikan lampu itu. Lampu tersebut dinyalakan dengan minyak yang dibiayai negara.

Ia tak mau urusan keluarga menggunakan lampu dengan minyak negara. Sayang, Umar tidak lama memimpinn negara. Tiga tahun setelah diangkat, ia wafat. Setelah Umar, para khalifah lebih banyak hidup bergelimang kemewahan. Moralitas mereka jatuh. Kepercayaan rakyat merosot tajam. Khalifah Hisyam anak Abdul Malik berusaha mengatasi itu. Namun keadaan telanjur tak terkendali. Pada tahun 750 Masehi, setelah sekitar 90 tahun berkuasa, Daulat Umayah pun runtuh.n

Rabu, 22 Juni 2011

Khalifah Ali bin Abu Thalib

Ketika Khalifah Utsman bin Affan wafat. Warga Madinah dan tiga pasukan dari Mesir, Basrah dan Kaufah bersepakat memilih Ali bin Abu Thalib sebagai khalifah baru. Menurut riwayat, Ali sempat menolak penunjukan itu . Namun semua mendesak untuk memimpin umat. Pembaitan Ali pun berlangsung di masjid Nabawi.

Ali adalah salah seorang sahabat paling dekat dengan Rasul. Sewaktu kecil, Muhammad diasuh oleh Abu Thalib -pamannya yang juga ayah Ali. Setelah berumah tangga dan melihat Abu Thalib hidup kekurangan, Muhammad memelihara Ali di rumahnya. Ali dan Zaid bin Haritsah -anak angkat Muhammad-adalah orang pertama yang memeluk Islam, setelah Khadijah. Mereka selalu salat berjamaah.

Kecerdasan dan keberanian Ali sangat menonjol di lingkungan Quraisy. Saat anak-anak, ia telah menantang tokoh-tokoh Qurais yang mencemooh Muhammad. Ketika Muhammad hijrah dan kaum Qurais telah menghunus pedang untuk membunuhnya, Ali tidur di tempat tidur Muhammad serta mengenakan mantel yang dipakai Rasul itu.

Di medan perang, dia adalah petempur yang sangat disegani. Baik di perang Badar, Uhud hingga Khandaq. Namanya semakin sering dipuji setelah ia berhasil menjebol gerbang benteng Khaibar yang menjadi pertahanan terakhir Yahudi. Menjelang Rasul menunaikan ibadah haji, Ali ditugasi untuk melaksanakan misi militer ke Yaman dan dilakukannya dengan baik.

Mengenai kecerdasannya, Muhammad pernah memuji Ali dengan kata-kata: "Saya adalah ibukota ilmu dan Ali adalah gerbangnya." Kefasihan bicara Ali dipuji oleh banyak kalangan. Rasul kemudian menikahkan Ali dengan putri bungsunya, Fatimah. Setelah Fatimah wafat, Ali menikah dengan Asmak -janda yang dua kali ditinggal mati suaminya, yakni Ja'far (saudara Ali) dan khalifah Abu Bakar.

Sebagai khalifah ia mewarisi pemerintahan yang sangat kacau. Juga ketegangan politik akibat pembunuhan Utsman. Keluarga Umayah menguasai hampir semua kursi pemerintahan. Dari 20 gubernur yang ada, hanya Gubernur Irak -Abu Musa Al-Asyari-yang bukan keluarga Umayah. Mereka menuntut Ali untuk mengadili pembunuh Utsman. Tuntutan demikian juga banyak diajukan tokoh netral seperti janda Rasulullah -Aisyah, juga Zubair dan Thalhah -dua orang pertama yang masuk Islam seperti Ali.

Beberapa orang menuding Ali terlalu dekat dengan para pembunuh itu. Ali menyebut pengadilan sulit dilaksanakan sebelum situasi politik reda. Ia bermaksud menyatukan negara lebih dahulu. Untuk itu, ia mendesak Muawiyah bin Abu Sofyan -Gubernur Syam yang juga pimpinan keluarga Umayah-untuk segera berbaiat kepadanya.

Muawiyah menolak berbaiat sebelum pembunuh Ustman dihukum. Ali siap menggempur Muawiyah. Sejumlah sahabat penting seperti Mughairah, Saad bin Abi Waqas, Abdullah anak Umar menyarankan Ali menunda serangan itu. Begitu juga sepupu Ali, Ibnu Abbas. Tapi Ali berkeras, sehingga Ibnu Abbas mengeritiknya: "Anda ini benar-benar panglima perang, bukan negarawan."

Ali segera menyusun pasukan. Ia berangkat ke Kufah, wilayah yang masyarakatnya mendukung Ali. Ia tinggalkan ibukota Madinah sepenuhnya, bahkan seterusnya, untuk langsung memimpin perang. Hal yang tak lazim dilakukan para pemimpin negara. Setahun sudah berlalu, pembunuh Ustman belum ditindak.

Langkah ini makin mengundang kritik dari kelompok Aisyah. Aisyah, Thalhah dan Zubair lalu memimpin 30 ribu pasukan dari Mekah. Pasukan Ali -yang semula diarahkan ke Syam- terpaksa dibelokkan untuk menghadapi Aisyah. Terjadilah peristiwa menyedihkan itu: perang antar Muslim.

Aisyah memimpin pasukannya dalam tandu tertutup di atas unta. Banyak pasukan juga mengendarai unta. Maka perang itu disebut Perang Unta. Sekitar 10 ribu orang tewas dalam perang sesama Muslim ini. Aisyah tertawan setelah tandunya penuh anak panah. Zubair tewas dibunuh di waha Al-Sibak. Thalhah terluka di kaki dan meninggal di Basra.

Kesempatan pun dimanfaatkan oleh Muawiyah. Ia menggantungkan jubah Ustman yang berlumur darah, serta potongan jari istri Ustman, di masjid Damaskus untuk menyudutkan Ali. Pihaknya bahkan menuding Ali sebagai otak pembunuhan Ustman. Muawiyah berhasil menarik Amru bin Ash ke pihaknya.

Amru seorang politisi ulung yang sangat disegani. Ia diiming-imingi menjadi Gubernur Mesir. Abdullah, anak Amru yang saleh, menyarankan ayahnya untuk menolak ajakan Muawiyah. Namun Muhammad -anaknya yang suka politik-menyarankan Amru mengambil kesempatan. Amru tergoda. Ia mendukung Muawiyah untuk menjadi khalifah tandingan.

Kedua pihak bertempur di Shiffin, hulu Sungai Eufrat di perbatasan Irak-Syria. Puluhan ribu Muslim tewas. Di pihak Ali, korban sebanyak 35 ribu di pihak Muawiyah 45 ribu. Dalam keadaan terdesak, pihak Muawiyah bersiasat. Atas usulkan Amru, mereka mengikat Quran di ujung tombak dan mengajak untuk "berhukum pada Quran."

Pihak Ali terbelah. Sebagian berpendapat, seruan itu harus dihormati. Yang lain menyebut itu hanya cara Muawiyah untuk menipu menghindari kalah. Ali mengalah. Kedua pihak berunding. Amru bin Ash di pihak Muawiyah, Abu Musa -yang dikenal sebagai seorang saleh dan tak suka politik- di pihak Ali. Keduanya sepakat untuk "menurunkan" Ali dan Muawiyah. Namun Amru kembali mengingkari kesepakatannya.

Situasi yang tak menentu itu membuat marah Hurkus -komandan pasukan Ali yang berasal dari keluarga Tamim. Hurkus adalah seorang yang lurus dan keras. Caranya memandang masalah selalu "hitam putih". Karena cara berpikirnya yang sempit, ia pernah menggugat Rasulullah. Sekarang ia menganggap Muawiyah maupun Ali melanggar hukum Allah. "Laa hukma illallah (tiada hukum selain Allah)," serunya. Pelanggar hukum Allah boleh dibunuh, demikian pendapatnya.

Kelompok Hurkus segera menguat. Orang-orang menyebut kelompok radikal ini sebagai "khawarij" (barisan yang keluar). Mereka menyerang dan bahkan membunuh orang-orang yang berbeda pendapat dengannya. Pembunuhan berlangsung di beberapa tempat. Mereka berpikir, negara baru akan dapat ditegakkan jika tiga orang yang dianggap penyebab masalah, yakni Ali, Muawiyah dan Amru dibunuh.

Hujaj bertugas membunuh Muwawiyah di Damaskus, Amru bin Abu Bakar membunuh Ambru bin Ash di Mesir dan Abdurrahman membunuh Ali di Kufah. Muawiyah yang kini hidup dengan pengawalan ketat bagai raja hanya terluka. Amru bin Abu Bakar salah bunuh orang imam yang menggantikan Amru bin Ash. Di Kaufah, Ali tengah berangkat ke masjid ketika diserang dengan pedang. Dua hari kemudian ia wafat. Peristiwa itu terjadi pada Ramadhan 40 Hijriah atau 661 Masehi.

Berakhirlah model kepemimpinan Islam untuk negara yang dicontohkan Rasulullah. Muawiyah lalu menggunakan model "kerajaan" pemerintahan negara Islam. Ibukota pun dipindah dari Madinah ke Damaskus.

Khalifah Utsman bin Affan

Menjelang wafat, Umar bin Khattab berpesan. Selama tiga hari, imam masjid hendaknya diserahkan pada Suhaib Al-Rumi. Namun pada hari keempat hendaknya telah dipilih seorang pemimpin penggantinya. Umar memberikan enam nama. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqas, Abdurrahman bin Auff dan Thalhah anak Ubaidillah.

Keenam orang itu berkumpul. Abdurrahman bin Auff memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa dia antara mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun terbelah.

Imar anak Yasir mengusulkan Ali. Begitu pula Mikdad. Sedangkan Abdullah anak Abu Sarah berkampanye keras buat Utsman. Abdullah dulu masuk Islam, lalu balik menjadi kafir kembali sehingga dijatuhi hukuman mati oleh Rasul. Atas jaminan Utsman hukuman tersebut tidak dilaksanakan. Abdullah dan Utsman adalah "saudara susu".

Konon, sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Saat itu, kehidupan ekonomi Madinah sangat baik. Perilaku masyarakat pun bergeser. Mereka mulai enggan pada tokoh yang kesehariannya sangat sederhana dan tegas seperti Abu Bakar atau Umar. Ali mempunyai kepribadian yang serupa itu. Sedangkan Ustman adalah seorang yang sangat kaya dan pemurah.

Abdurrahman -yang juga sangat kaya-- pun memutuskan Ustman sebagai khalifah. Ali sempat protes. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka sama-sama keluarga Umayah. Sedangkan Ali, sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak lama kedua keluarga itu bersaing. Namun Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa keputusannya adalah murni dari nurani. Ali kemudian menerima keputusan itu.

Maka jadilah Ustman khalifah tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Ia lahir di Thalif pada 576 Masehi atau enam tahun lebih muda ketimbang Muhammad. Atas ajakan Abu Bakar, Ustman masuk Islam. Rasulullah sangat menyayangi Ustman sehingga ia dinikahkan dengan Ruqaya, putri Muhammad. Setelah Ruqayah meninggal, Muhammad menikahkan kembali Ustman dengan putri lainnya, Ummu Khulthum.

Masyarakat mengenal Ustman sebagai dermawan. Dalam ekspedisi Tabuk yang dipimpin oleh Rasul, Ustman menyerahkan 950 ekor unta, 50 kuda dan uang tunai 1000 dinar. Artinya, sepertiga dari biaya ekspedisi itu ia tanggung seorang diri. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Ustman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering itu.

Di masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam mempunyai armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria, Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakainya untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. Konstantinopel pun sempat dikepung.

Namun, Ustman mempunyai kekurangan yang serius. Ia terlalu banyak mengangkat keluarganya menjadi pejabat pemerintah. Posisi-posisi penting diserahkannya pada keluarga Umayah. Yang paling kontroversial adalah pengangkatan Marwan bin Hakam sebagai sekretaris negara. Banyak yang curiga, Marwan-lah yang sebenarnya memegang kendali kekuasaan di masa Ustman.

Di masa itu, posisi Muawiyah anak Abu Sofyan mulai menjulang menyingkirkan nama besar seperti Khalid bin Walid. Amr bin Ash yang sukses menjadi Gubernur Mesir, diberhentikan diganti dengan Abdullah bin Abu Sarah -keluarga yang paling aktif berkampanye untuk Ustman dulu. Usman minta bantuan Amr kembali begitu Abdullah menghadapi kesulitan. Setelah itu, ia mencopot lagi Amr dan memberikan kembali kursi pada Abdullah.

Sebagai Gubernur Irak, Azerbaijan dan Armenia, Ustman mengangkat saudaranya seibu, Walid bin Ukbah menggantikan tokoh besar Saad bin Abi Waqas. Namun Walid tak mampu menjalankan pemerintahan secara baik. Ketidakpuasan menjalar ke seluruh masyarakat. Bersamaan dengan itu, muncul pula tokoh Abdullah bin Sabak. Dulu ia seorang Yahudi, dan kini menjadi seorang muslim yang santun dan saleh. Ia memperoleh simpati dari banyak orang.

Abdullah berpendapat bahwa yang paling berhak menjadi pengganti Muhammd adalah Ali. Ia juga menyebut bakal adanya Imam Mahdi yang akan muncul menyelamatkan umat di masa mendatang -sebuah konsep mirip kebangkitan Nabi Isa yang dianut orang-orang Nasrani. Segera konsep itu diterima masyarakat di wilayah bekas kekuasaan Persia, di Iran dan Irak. Pengaruh Abdullah bin Sabak meluas. Ustman gagal mengatasi masalah ini secara bijak. Abdullah bin Sabak diusir ke Mesir. Abu Dzar Al-Ghiffari, tokoh yang sangat saleh dan dekat dengan Abdullah, diasingkan di luar kota Madinah sampai meninggal.

Beberapa tokoh mendesak Ustman untuk mundur. Namun Ustman menolak. Ali mengingatkan Ustman untuk kembali ke garis Abu Bakar dan Umar. Ustman merasa tidak ada yang keliru dalam langkahnya. Malah Marwan berdiri dan berseru siap mempertahankan kekhalifahan itu dengan pedang. Situasai tambah panas. Pada bulan Zulkaedah 35 Hijriah atau 656 Masehi, 500 pasukan dari Mesir, 500 pasukan dari Basrah dan 500 pasukan dari Kufah bergerak. Mereka berdalih hendak menunaikan ibadah haji, namun ternyata mengepung Madinah.

Ketiganya bersatu mendesak Ustman yang ketika itu telah berusia 82 tahun untuk mundur. Dari Mesir mencalonkan Ali, dari Basrah mendukung Thalhah dan dari Kufah memilih Zubair untuk menjadi khalifah pengganti. Ketiganya menolak, dan malah melindungi Ustman dan membujuk para prajurit tersebut untuk pulang. Namun mereka menolak dan malah mengepung Madinah selama 40 hari. Suatu malam mereka malah masuk untuk menguasai Madinah. Ustman yang berkhutbah mengecam tindakan mereka, dilempari hingga pingsan.

Ustman membujuk Ali agar meyakinkan para pemberontak. Ali melakukannya asal Ustman tak lagi menuruti kata-kata Marwan. Ustman bersedia. Atas saran Ali, para pemberontak itu pulang. Namun tiba-tiba Ustman, atas saran Marwan, menjabut janjinya itu. Massa marah.Pemberontak balik ke Madinah. M

Muhammad anak Abu Bakar siap mengayunkan pedang. Namun tak jadi melakukannya setelah ditegur Ustman. Al Ghafiki menghantamkan besi ke kepala Ustman, sebelum Sudan anak Hamran menusukkan pedang. Pada tanggal 8 Zulhijah 35 Hijriah, Ustman menghembuskan nafas terakhirnya sambil memeluk Quran yang dibacanya. Sejak itu, kekuasaan Islam semakin sering diwarnai oleh tetesan darah.

Ustman juga membuat langkah penting bagi umat. Ia memperlebar bangunan Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Haram di Mekah. Ia juga menyelesaikan pengumpulan naskah Quran yang telah dirintis oleh kedua pendahulunya. Ia menunjuk empat pencatat Quran, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits, untuk memimpin sekelompok juru tulis. Kertas didatangkan dari Mesir dan Syria. Tujuh Quran ditulisnya, Masing-masing dikirim ke Mekah, Damaskus, San'a, Bahrain, Basrah, Kufah dan Madinah.

Di masa Ustman, ekspedisi damai ke Tiongkok dilakukan. Saad bin Abi Waqqas bertemu dengan Kaisar Chiu Tang Su dan sempat bermukim di Kanton.

Senin, 13 Juni 2011

Khalifah Umar bin Khathab R.A.

Pada hari-hari terakhir hidupnya, Khalifah Abu Bakar sibuk bertanya pada banyak orang. "Bagaimana pendapatmu tentang Umar?" Hampir semua orang menyebut Umar adalah seorang yang keras, namun jiwanya sangat baik. Setelah itu, Abu Bakar minta Usman bin Affan untuk menuliskan wasiat bahwa penggantinya kelak adalah Umar. Tampaknya Abu Bakar khawatir jika umat Islam akan berselisih pendapat bila ia tak menuliskan wasiat itu.

Pada tahun 13 Hijriah atau 634 Masehi, Abu Bakar wafat dan Umar menjadi khalifah. Jika orang-orang menyebut Abu Bakar sebagai "Khalifatur- Rasul", kini mereka memanggil Umar "Amirul Mukminin" (Pemimpin orang mukmin). Umar masuk Islam sekitar tahun 6 Hijriah. Saat itu, ia berniat membunuh Rasul Muhammad SAW. namun tersentuh hati ketika mendengar adiknya, Fatimah, melantunkan ayat Quran.

Selama di Madinah, Umarlah bersama Hamzah-yang paling ditakuti orang-orang Quraisy. Keduanya selalu siap membela jika Rasul dihina. Saat hijrah, ia juga satu-satunya sahabat Rasul yang pergi secara terang-terangan. Ia menantang siapapun agar menyusulnya bila ingin "ibunya meratapi, istrinya jadi janda, dan anaknya menangis kehilangan."

Kini ia harus tampil menjadi pemimpin semua. Saat itu, pasukan Islam tengah bertempur sengit di Yarmuk -wilayah perbatasan dengan Syria. Umar tidak memberitakan kepada pasukannya bahwa Abu Bakar telah wafat dan ia yang sekarang menjadi khalifah. Ia tidak ingin mengganggu konsentrasi pasukan yang tengah melawan kerajaan Romawi itu.

Di Yarmuk, keputusan Abu Bakar untuk mengambil markas di tempat itu dan kecerdikan serta keberanian Khalid bin Walid membawa hasil. Muslim bermarkas di bukit-bukit yang menjadi benteng alam, sedangkan Romawi terpaksa menempati lembah di hadapannya. Puluhan ribu pasukan Romawi -baik yang pasukan Arab Syria maupun yang didatangkan dari Yunani-tewas. Lalu terjadilah pertistiwa mengesankan itu.

Panglima Romawi, Gregorius Theodore -orang-orang Arab menyebutnya "Jirri Tudur"-- ingin menghindari jatuhnya banyak korban. Ia menantang Khalid untuk berduel. Dalam pertempuran dua orang itu, tombak Gregorius patah terkena sabetan pedang Khalid. Ia ganti mengambil pedang besar. Ketika berancang-ancang perang lagi, Gregorius bertanya pada Khalid tentang motivasinya berperang serta tentang Islam.

Mendengar jawaban Khalid, di hadapan ratusan ribu pasukan Romawi dan Muslim, Gregorius menyatakan diri masuk Islam. Ia lalu belajar Islam sekilas, sempat menunaikan salat dua rakaat, lalu bertempur di samping Khalid. Gregorius syahid di tangan bekas pasukannya sendiri. Namun pasukan Islam mencatat kemenangan besar di Yarmuk, meskipun sejumlah sahabat meninggal di sana. Di antaranya adalah Juwariah, putri Abu Sofyan.

Umar kemudian memecat Khalid, dan mengangkat Abu Ubaidah sebagai Panglima Besar pengganti. Umar khawatir, umat Islam akan sangat mendewakan Khalid. Dengan berpegang pada prinsip Islam. Khalid ikhlas menerima keputusan itu. Beliau pun mengatakan "saya berjihad bukan karena Umar," katanya. Ia terus membantu Abu Ubaidah di medan tempur. Kota Damaskus berhasil dikuasai. Dengan menggunakan "tangga manusia", pasukan Khalid berhasil menembus benteng Aleppo. Kaisar Heraklius dengan sedih terpaksa mundur ke Konstantinopel, meninggalkan seluruh wilayah Syria yang telah lima abad dikuasai Romawi.

Penguasa Yerusalem juga menyerah. Namun mereka hanya akan menyerahkan kota itu pada pemimpin tertinggi Islam. Maka Umar pun berangkat ke Yerusalem. Ia menolak dikawal pasukan. Jadilah pemandangan ganjil itu. Pemuka Yerusalem menyambut dengan upacara kebesaran. Pasukan Islam juga tampil mentereng. Setelah menaklukkan Syria, mereka kini hidup makmur. Lalu Umar dengan bajunya yang sangat sederhana datang menunggang unta merah. Ia hanya disertai seorang pembantu. Mereka membawa sendiri kantung makanan serta air.

Kesederhanaan Umar itu mengundang simpati orang-orang non Muslim. Apalagi kaum Gereja Syria dan Gereja Kopti-Mesir memang mengharap kedatangan Islam. Semasa kekuasaan Romawi mereka tertindas, karena yang diakui kerajaan hanya Gereja Yunani. Maka, Islam segera menyebar dengan cepat ke arah Memphis (Kairo), Iskandaria hingga Tripoli, di bawah komando Amr bin Ash dan Zubair, menantu Abu Bakar.

Ke wilayah Timur, pasukan Saad bin Abu Waqas juga merebut Ctesiphon pusat kerajaan Persia, pada 637 Masehi. Tiga putri raja dibawa ke Madinah, dan dinikahkan dengan Muhammad anak Abu Bakar, Abdullah anak Umar, serta Hussein anak Ali. Hussein dan istrinya itu melahirkan Zainal Ali Abidin -Imam besar Syiah. Dengan demikian, Zainal mewarisi darah Nabi Muhammad, Ismail dan Ibrahim dari ayah, serta darah raja-raja Persia dari ibu. Itu yang menjelaskan mengapa warga Iran menganut aliran Syi'ah. Dari Persia, Islam kemudian menyebar ke wilayah Asia Tengah, mulai Turkmenistan, Azerbaijan bahkan ke timur ke wilayah Afghanistan sekarang.

Umar wafat pada tahun 23 Hijriah atau 644 Masehi. Saat salat subuh, seorang asal Parsi Firuz menikamnya dan mengamuk di masjid dengan pisau beracun. Enam orang lainnya tewas, sebelum Firus sendiri juga tewas. Banyak dugaan mengenai alasan pembunuhan tersebut. Yang pasti, ini adalah pembunuhan pertama seorng muslim oleh muslim lainnya.

Umar bukan saja seorang yang sederhana, tapi juga seorang yang berani berijtihad. Yakni melakukan hal-hal yang tak dilakukan Rasul. Untuk pemerintah, ia membentuk departemen-departemen. Ia tidak lagi membagikan harta rampasan perang buat pasukannya, melainkan menetapkan gaji buat mereka. Umar memulai penanggalan Hijriah, dan melanjutkan pengumpulan catatan ayat Qur'an yang dirintis Abu Bakar. Ia juga memerintahkan salat tarawih berjamaah.

Menurut riwayat, suatu waktu Ali terpesona melihat lampu-lampu masjid menyala pada malam hari di bulan Ramadhan. "Ya Allah, sinarilah makam Umar sebagaimana masjid-masjid kami terang benderang karenanya," kata Ali.

Senin, 30 Mei 2011

Masa Kemajuan Islam (650-1000 M) - Khilafah Rasyidah

Khilafah Rasyidah merupakan pemimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, dimana sistem pemerintahan yang diterapkan adalah pemerintahan yang demokratis.
Nabi Muhammad SAW tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau nampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa'idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi, akhirnya, Abu Bakar terpilih. Rupanya, semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.

Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasul, Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah Nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.

Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad SAW, dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena itu mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid ibn Al-Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam Perang Riddah ini.

Nampaknya, kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasulullah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga melaksanakan hukum. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.

Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai al-Hirah di tahun 634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat jenderal yaitu Abu Ubaidah, Amr ibn 'Ash, Yazid ibn Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai ke Syria.

Abu Bakar meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh "tangan kanan"nya, Umar ibn Khattab. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu'minin (Komandan orang-orang yang beriman).

Di zaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi; ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan 'Amr ibn 'Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa'ad ibn Abi Waqqash. Iskandaria, ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Mosul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.

Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria, Jazirah Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan menciptakan tahun hijrah.

Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lu'lu'ah. Untuk menentukan penggantinya, Umar tidak menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn 'Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman sebagai khalifah, melalui persaingan yang agak ketat dengan Ali ibn Abi Thalib.

Di masa pemerintahan Utsman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristall berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai di sini.

Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin karena umumnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35 H 1655 M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa itu.

Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting diantaranya adalah Marwan ibn Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Usman hanya menyandang gelar Khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh karabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri.

Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pada masanya tidak ada kegiatan-kegjatan yang penting. Usman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah.

Setelah Utsman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh Utsman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Utsman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.

Tidak lama setelah itu, Ali ibn Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Utsman, dan mereka menuntut bela terhadap darah Utsman yang telah ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun ajakan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat pun berkobar. Perang ini dikenal dengan nama Perang Jamal (Unta), karena Aisyah dalam pertempuran itu menunggang unta, dan berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.

Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Mu'awiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair, Thalhah dan Aisyah, Ali bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu dengan pasukan Mu'awiyah di Shiffin. Pertempuran terjadi di sini yang dikenal dengan nama perang shiffin. Perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga, al-Khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali. Akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah, Syi'ah (pengikut) Ali, dan al-Khawarij (oran-orang yang keluar dari barisan Ali). Keadaan ini tidak menguntungkan Ali. Munculnya kelompok al-khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah, sementara posisi Mu'awiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij.

Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan tentaranya lemah, sementara Mu'awiyah semakin kuat, maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, di bawah Mu'awiyah ibn Abi Sufyan. Di sisi lain, perjanjian itu juga menyebabkan Mu'awiyah menjadi penguasa absolut dalam Islam. Tahun 41 H (661 M), tahun persatuan itu, dikenal dalam sejarah sebagai tahun jama'ah ('am jama'ah)! Dengan demikian berakhirlah masa yang disebut dengan masa Khulafa'ur Rasyidin, dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarah politik Islam.

Ketika itu wilayah kekuasaan Islam sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad, merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai. Faktor-faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat antara lain adalah:

Islam, disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
Dalam dada para sahabat, tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) ke seluruh penjuru dunia. Disamping itu, suku-suku bangsa Arab gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran berperang tersebut membentuk satu kesatuan yang padu dalam diri umat Islam.
Bizantium dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karena persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.
Pertentangan aliran agama di wilayah Bizantium mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama bagi rakyat. Rakyat tidak senang karena pihak kerajaan memaksakan aliran yang dianutnya. Mereka juga tidak senang karena pajak yang tinggi untuk biaya peperangan melawan Persia.
Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
Bangsa Sami di Syria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka daripada bangsa Eropa, Bizantium, yang memerintah mereka.
Mesir, Syria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.
Mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali dinamakan periode Khilafah Rasyidah. Para khalifahnya disebut al-Khulafa' al-Rasyidun, (khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk). Ciri masa ini adalah para khalifah betul-betul menurut teladan Nabi. Mereka dipilih melalui proses musyawarah, yang dalam istilah sekarang disebut demokratis. Setelah periode ini, pemerintahan Islam berbentuk kerajaan. Kekuasaan diwariskan secara turun temurun. Selain itu, seorang khalifah pada masa khilafah Rasyidah, tidak pernah bertindak sendiri ketika negara menghadapi kesulitan; Mereka selalu bermusyawarah dengan pembesar-pembesar yang lain. Sedangkan khalifah-khalifah sesudahnya sering bertindak otoriter .

Rabu, 25 Mei 2011

الممالك الإسلامية بإندونيسيا

كان المسلمون قد أسسوا لهم مملكة فى الملايو هى (ملقا) و منها البعث شعاع الإسلام الحنيف إلى الأرخبيل الإندونيسي و تأسست عدة ممالك على نحوها بعد سقوطها، أهمها:

أولا- فى سومطرة
كانت جزيرة سومطرة هي أول جزر أندونسيا إسلاما ذلك لوقوعها فى الطريقى التجاري بين الهند و فارس وجزيرة العرب غربا، والصين وما وراءها شرقا، فأصبحت موانئها محط رحال التجار , وقد أخذ الاندونسيون أن فسهم الذين سبقوهم, على أن انتشار الإسلام لم يكن بدعوة منظمة بل كان هؤلاء التجار يبئون الإسلام بين معمليهم ومعاشريهم ولما اشتد ساعدهم وقويت شكيمتهم جاهروا بالدعوة.

أ‌.        سامدرا فاسي
إن السلطان محمد، سلطان ملابر إحدى الولايات على الساحل الغربى الجنوبى من الهند، تنازل عن العرش لابنه الأكبار ولبس ثياب الزهادة والتصوف، وأبحر على ظهر سفينة إلى ميناء (سيمدرا) على الشاطئ الشرقى الشمالى من جزيرة سومطرة ولما نزل إليها قابل أميرها وعرض عليه الإسلام فأسلم و نودى به ملكا عليها وسمى بالملك الصالح.
بعد إسلام (أمير سمودرا) عن يد الفقير ملك الصالح تزوج بأميرة ولاية (برلاك) وخلف منها الأميرين الظاهر والمنصور، وقد أنشأ الملك الصالح مدينة (فاسى) وجعل إبنه الأمير الظاهر سلطانا عليها، وأما إبنه الأمير المنصور فقد تولى العرش بعد وفاة أبيه فى سنة 1297 م. ومن هذه المملكة الإسلامية فى سومطرة انتشرت الإسلام إلى جميع جزر أندونيسيا.

ب. مملكة آتشيه
وفى سنة 1606م تولى (إسكندر مودا) عرش مملكة آتشيه وكان قوي البنية نشيطا طموحا إلى توسيع مملكته، وفى عهده كانت آتشيه قد إشتهرت وقويت شوكتها، وامتد نفوذها إلى شبه جزيرة الملايو، وفى سنة 1613 أعد السلطان إسكندر حملة حربية عظيمة لمحاربة البرتغاليون القوية، فتحولت إلى (جوهور) فحاربتها واستولت عليها، و أسرت سلطانها المسلم (علي الدين رعيت شاه الثالث) و أخاه الأمير عبد الله و بعض رجال القصر و نقلوا إلى آتشيه، فأكرمهم السلطان إسكندر مودا، و زوج الأمير عبد الله بأخته فى 25 أغسطس سنة 1614 م أعاد السلطان علي الدين إلى جوهور، وفى السنة 1616 م استولى السلطان على ولاية قدح و ولاية (فيرك) و ولاية (باهنج) فى شمال جزيرة الملايا.
وفى عام 1628 م أرسل السلطان إسكندر حملة ثانية إلى ملقا لطرد البرتغاليين منها وكانت الحملة مكونة من 250 سفينة وكاد ينهوم البرتغتايين أمام هذه الحملة، ولكنهم استطاعوا الصمود لمناعة قلعتهم، وشدة نيران مدافعهم، وأخيرا إتفقت آتشيه وجوهور وهولندا على الهجوم البرتغاليين برا وبحرا، واستمرت الحرب سنة كاملة، وانتهت بانهزام البرتعغاليين فى السنة 1641 م.
ووضع الهولنديون أيديهم على ملقا وعملوا على إقصاء سلطة آتشيه وجوهور عنها، وكانت هذه العاقبة التحالف مع المستعمرين ومولاتهم.
وقد امتدح ابن بطوطة ملك سومطرة فى القرن الرابع عشر بأنه جاحد الكفار.
وكان لمملكة آتشيه سلاطين وأمراء مستقلون فما زالت هولندا تتغلب على واحد منهم بعد واحد حتى أخضعتهم لسلطانها وانتهت آخر مقاومتهم المنظمة فى السنة 1904 م. وكان ذلك بسبب إنقسامهم واختلافهم.

ج. المملكة الملقية الإسلامية فى الملايا
كان أول السلطان من سلاطين (ملقا) دخل الإسلام هو (راجاكتشيل) واشتهر فيما بعد بالسلطان محمد شاه، ومنذ إسلامه تأسست الدولة الملقية الإسلامية فى سنة 1409 م. وفى عهده كثر مجيء تجار المسلمين من الهنود والفرس والعرب إلى ملقا، حيث أطلق العرب على مدينة (ملاقاة) لتلاقي التجار من جميع الأجناس فيها، ومات سنة 1411 م. فتولى ابنه الأمير قاسم الحكم ولقب بالسلطان المظفر شاه الأول، وكان عادلا دائب العمل على مصالح شعبه، وبعد وفاتهتولى ابنه المشهور بالسلطان منصور شاه الحكم.
وقد  اتسعت حدود الدولة الإسلامية فى عهده حتى وصلت إلى (بروني) شمال بورنيو، وازداد انتشار الإسلام فى البلاد التى وقعت تحت نفوذها، لأنالسلطان رغم اشتغاله بالفتوحات الحربية، لم يغفل نشر دين الإسلام والدعاية له، وإنه كان مشغوفا بتعلم اصول الدين والتشريع الإسلامي، وتوفي عام 1447 م وتولى الحكم بعده ابنه السلطان حسين الذى لقب با لسلطان علي لدين رعيت شاه الأول, وقد أقام الحدود الشرعية وبنى فى مفارقة الطرق دوراتحت حراسة عمد البلاد.
وتوفي السلطان علي الدين رعيت شاه الأول، وتولى الحكم بعده ابنه الأمير محمودولقب بالسلطان محمود شاه الأول، وفى عهده وصل نفوذ الدولة الإسلامية الملقية إلى حدود مملكة سيام شمالا، وجزء من سومطرة الوسطى غربا، و أرخبيل الملايا حتى شمال بورنيو جنوبا.
والسلطان محمود شاه الأول هو آخر سلاطين الملايا فى الدولة الملقية الإسلامية حيث سقطت ملقا واستولى عليها البرتغالييون فى سنة 1511 م، بعد معارك دموية بينه وبين البرتغاليين.

ه. مملكة جوهور
لما سقطت الإسلامية بملقا امام جيوش البرتغاليون فر آخر سلاطينهم (السلطان محمود شاه الأول) إلى جوهور، و لكن البرتغاليين لم يمهلوه طويلا حتى تعقبوه فيها ففر منها ومازال ينتقل منمكان إلى آخر حتى توفي سنة 1529 م. وتولى لحكم بعده ابنه علي ولقب بالسلطان علي الدين رعيت شاه الثاني، وجعل مقر حكمه مدينة (كمفر) فى سومطرة الوسطى إلا أن البرتغاليين قاتلوه فيها فهرب منها إلى جوهور، وانشا الدولة الإسلامية الجوهورية.
ثم كان سقوط جوهور فى أيدى قوات آتشيه من سنة 1613 م إلى السنة 1637 م وبقي سلاطينها ولكنهم كانوا تابعين لحكومة آتشيه حتى تولى الساطان عبد الجليل الثالث الحكم سنة 1637 م فرأى الضعف قد تسرب إلى دولة آتشيه فانتهز هذه الفرصة و أعلن إستقلال جوهور.
وتعاقب عليها الملوك إلى أن توفي السلطان سليمان فى سنة 1760 م وتولى الحكم من بعده ابنه الساطان عبد الجليل الخامس، وفى عهده أرسل حاكم ريو حملة عسكرية لفتح (ملقا) واستردها من الهولنديين فوقعت بينهما الحرب ولولا مصرع قائد الحملة الجوهورية فى أثناء المعركة لانهزام الهولنديين.
وفى هذه الفطرة توفي السلطان عبد الجليل الخامس، وتولى ابنه السلطان محمود شاه الثالث الحكم، وفى عهده قامت معاهدة بينه وبينالهلنديين سمح لهم فيها بإقامة حاكم هولندى وإيواء حامية الشركة التجارية الهولنديةفى مدينة (ريو)، وفى سنة 1819 م جاء القائد الإنكليزي (رفلس) إلى مدينة ريو، وسأل سلطان جوهور، منحه جزيرة سنغافورة ليجعلها ميناء تجاريا. ودعي الأمير حسين ونودي به سلطانا على سنغافورة وجوهور ولقب بالسلطان حسين محمد شاه.
من ذلك التاريخ بدأ الإنكليزي يتداخلون فى جوهور أيضا عن طريق السلطان حسين وهذه طريقة الإنكليز يتخذون فى كل بلاد عميلا لهم يسمونه ملكا على الناس وهو فى الحقيقة مملوك لهم وبدأ الهولنديون يتداخلون فيها كذلك عن طريق السلطان عبد الرحمن، وقد كان مقر الأول مدينة (سنغافورة) ومقر الثاني مدينة (ريو).
واستمر السلطان حسين فى الحكم، ولكنهكان ساهيا عن سياسة البلاد، لاهيا عن إدارة شؤون الحكم، حتى زال حكمه نهائيا عن جزيرة سنغافورة فى سنة 1824 م. وانتقل إلى ملقا وتوفي بها سنة 1835 م وتولى بعده الحكم ابنه السلطان علي، إلا أنه تنازل عن حقوقه فى سنة 1855 م لتمنجونج إبراهيم وهو جد سلطان جوهور الحالى. وبتولى تمنجونج إبراهيم الحكم بدأ عصر جديد من عصور تاريخ جوهور.
وفى شهر فبراير سنة 1862 م تولى السلطان أبو بكر الحكم بعد موت أبيه فبدأت فى جوهور حياة جديدة، واخذت عوامل النشاط والتقدم تشمل جميع مرافق الحياة، فأنشأ المدارس والمستشفيات وبني المساجد، وحسن طرق المواصلات، وعمل على تحسين حال الزراعة فى البلاد.وفى أواخر حياته أقر الدستور، و جعل الدين الإسلامي هو الدينلرسمي البلاد. وفى ليلة الأربعاء 4 يونى سنة 1895 م توفي بعد حياة طويلة قضاها فى الجهاد وخدمة البلاد، وفى هذاليوم نودي بالسلطان إبراهيم سلطانا على جوهور.
وقد وقعت بين جوهور والحكومة الإنكليزية عدة إتفاقات من 1818 م-1885 م كان جميعها فى صالح البلاد.

ثانيا- فى جاوة
فى هذا الوقت كانت أمبراطورية ماجاباهيت فى جزيرة جاوة قد تسرب إليها الضعف لمناسة الدولة الإسلامية الملقية لها فى النفوذ والسلطة. وقد إنتهز مسلمون ملقا وسومطرة هذه الفرصة وقاموا بدعوة الجاويي إلى الإسلام بالأناة والحكمة.
سبب إنتشار الإسلام فى جاوة هى إنهيار ماجاباهيت، و دمك أول  المملكة فى جاوة وأول سلطانها هو السلطان فتاح 15-16هـ. قيل ابن مالك ماجاباهيت من أم المسلم. وبعد وفاته بدلت الخلافة لابنه لقب بباتى أونس قيل عمره 17 حين ذلك حوالي 1507 م. هجم باتى أونس ملقا التى إستعمرها برتغاليون سنة1511 ، لكن فى منتصف سنة   1512 م- 1513 م فشل أسطوله فى هجوم البرتغاليون.[1]

وبعد وفاته بدلت الخلافة بسلطان ترنكونو لقب بسلطان أحمد عبد العارفين (1524 م- 1546 م) فى عهده إنتشر الإسلام فى جاوة حتى إلى بورنيو الجنوبية. ثم إستولاه ماجاباهيت حوالى سنة 1527 م. وفى سنة 1529 م إستولاه ماديون سنة 1530 م ، سورابايا سنة 1531 م، باسوروان سنة 1535 م.
بعد وفاة ترنكونو بدلت الخلافة بأخيه سلطان براوطا الذى كان مقتولا بأريا باننسانج بسبب الثورات الكثيرة.

أ‌.        مملكة باجنج
تقع هذه المملكة الإسلامية فى كرتاسورا الآن، وهى اول المملكة الموقعة فى داخل البلاد جاوة. باجنج لم تطل فى إزدهاره وعظمته فببدلت بمملكة ماترام.
جاك تنكير هو أول السلطان لهذه المملكة، فى سنة 1546 م توفي سلطان دمك فظهر الثورات الكثيرة. وبعد ذلك أمره بانتقال ميراث المملكة الدمكية إلى باجنج. وعهد التاريخ الإسلامي فى جاوة نسبت على شكل جديد، انتقل مركز سياسته من الشواطئ إلى داخل البلاد فتأثر تاثيرا هاما فى إنتشار حضارة الإسلام فى جاوة.
بعد وفا ته فى السنة1587 م بدلت الخلافة بأريا بانجري ثم إنهير مملكة باجنج حوالى 1618 م لأن أخذت الهجوم إلى ماترام تحت رئاسة سلطان اكونج.

ج. ماتارام
بدأت هذه المملكة حينما سلطان ادي ويجايا من باجنج إستعان إلى بامنحان لهجوم المستعمر اريا باننسنج فى سنة 1577 م. سينوباتى هو أول السلطان لهذه المملكة.
بعد وفاة سينوباتى بدلت الخلافة بابنه ماس هولنج (1601 م- 1613 م) لقب بسلطان انيكروتى واستولاه كديري و توفي فى الحرب.
بعد وفاته بدلت الخلافة بسلطان أكونج (1613 م- 1645 م) فى عهده إزدهر المملكة إزدهارا سريعا،[2] ولايتها وصل إلى جاوة الوسطية، جاوة الشرقية وبعض جاوة الغربية. قبل أخذ الخلافة فى بنتان هجم السلطان هولندا فى سنة 1628 م- 1629 م.

د. تشربون
تشربون هى المملكة الإسلامية الأولى فى جاوة الغربية أسسها سلطان كونونج جاتى. فى أول القرن 16 تشربون مازال دائرة صغيرة تحت رئاسة باجاجاران. ولنجسونسنج هو سلطان الأول فى تشربون, وقال طوم بيرس دخل الإسلام إلى تشربون حوالى 1470 م- 1475 م. لكن شريف هداية الله هو أول من جعل التشربون مملكة ولقبه سونان كوننج جاتى وهو مؤسس الملوك تشربون وبنتان.

ولد سونان كوننج جاتى فى سنة 1448 م وتوفى فى السنة 1568 م في عمر 120 سنة. لأنه من ولي التسعة احترمه الممالك جاوة كدمك و باجنج حتى صار تشربون مملكة حرية من استعمار باجاجاران
من تشربون رحل سونان إلى جاوة الغربية لإنتشار الدعوة الإسلامية كمجالنكا وكوننجان وبنتان. وأسسه مبادئ إنتشارالإسلام وتجار المسلمين فى التاريخ حوالى1524 م.
بعد وفاة  سونان كوننج جاتى بدلت الخلافة ببنمباهان راتو حتى توفي فى السنة 1660 م ثم بدل بابنه لقب ببانمباهان عيرليا فى عهده إزدهر تشربون إزدهارا سريعا.

ه. بنتان
قبل عهد الإسلام و تحت رعاية ملوك السندوية كانت بنتان مدينة متقدمة فى جاوة، حتى دخل الإسلام بدعوة شريف هدية الله الذى أسس قانون ممالك الإسلامية فى بنتان. لإنتشار الإسلام إستولى شريف ميناء  سنداوية فى السنة 1527 م.
بعد رجوعه إلى تشربون، فوض الخلافة إلى ابنه حسن الدين وتزوج حسن بنت مالك بنتان فصار سلطان فى السنة 1527 م  حتى توسع ولاية الإسلام إلى لمبونج وبعض سومطرة الجنوبية.
بعد وفاة حسن الدين بدلت الخلافة بإبنه يوسف فاستولاه باكوان فى جاوة الغربية. بعد وفاة يوسف بدلت الخلافة بإبنه محمد فى السنة 1580 م عقد الهجوم إلى بالمبانج وتوفي عمر 25 سنة (1596 م)وله ولد اسمه سلطان عبدالمعكر محمود عبد القادر، فى عهده إستعمر هولندا حتى إتفق معاهدة الصلح بين بنتان و هولندا فى السنة 1659 م.

ثالثا- فى بورنيو
بورنيوجزيرة الواسعة فى إندونيسيا، دخل الإسلام دائرة شمال الغربية من مالايو والشرق من مكاسر و الجنوب من جاوة أهمها:

أ‌.        بنجرماسين
كتب فى المؤلفات أن سبب دخول الإسلام فى بورنيو الجنوبي
بوجود بنجرماسين. هذه المملكة تستمر المملكة الهنودية وهى مملكة داها, هذه الواقعة تبدأمن النزاع بين أسرة المملكة وبين سلطان سامودرا مولي الحق لمملكة داها.
كما تحكي فى قصص بنجر، قبل وفاة سلطان سوكراما أوصاه سي سامدرا لأ يكون مالكا بعده، فلم يقبل أولاد السلطان بوصية أبيه لاسيما سلطان تومنكونج.
بعد وفاة سوكراما بدلت الخلافة بسيد منكوبومى، حين ذك سلطان سامودرا لايزال 7 من عمره. و منكوبومى قتل بأحد الموظفين الذى حسدها تومنكونج، وبوفاته صار تومنكونج سلطانا فى مملكة داها.
حين ذك سفر سامدرا إلى موارا، وفى سفره إلتقى بمسيح بمساعدته عزم سامودرا لهجوم تمنجونج.[3] فى وسط الهجوم إستعان سامودرا إلى مملكة دمك, فاتفق دمك لأن يساعده بشرط لابد له أن يدخل الإسلام فأرسل سلطان دمك ألف جند لتسليم البنجريون.
بعد دخول الإسلام لقب سامودرا بسلطان سريان الله وهو سلطان الأول لمملكة الإسلا مية بنجر. بعد وفاته بدلت الخلافة بسلطان رحه الله وبعده سلطان هداية الله ومرحوم بانمباهان. وفى عهده إنتقل عا صمة المملكة إلى بعض الولايات بسبب إستعمار هولندا.

ب‌.     كوتاي
قيل فى قصة كوتاي أن اول دخول الإسلام بسبب وجود عالمان فى عهد مالك محكوتا، أحدهما داتؤ رى بندانج من ماكاسر والآخر سيد تونكانج بارنجان يثبت فى كوتي حتى خضعه مالك محكوتاإلى قانون الإسلام فبني المساجد والمدارس الإسلامية.
منذ ذلك، عزم مالك محكوتا بإنتشار الإسلام بطريقة الحرب حوالي 1575 م حتى توسع المملكة إلى موارا كامن.[4]

رابعا- مالوكو
        دخل الإسلام إلى مالوكو فى أواخر القرن 15 حوالي سنة 1460 م، تمسك سلطان ترناتي دين الإسلام اسمه بونجى تيدورى. حين ذك غلب تجار المسلمين حتى أسلم مالك وعزم على تعليم فى المدرسة.
فى سنة 1522 م أرادوا البرتغاليون للإستعمار لإنتشار تعاليم دينهم لكنهم يفشلون بأملهم. فى بعض روايات  أن مصدر الإسلام فى مالوكو هو جاوة مع أن فاسي ومكة تذكر أيضا. فى قرن 17 كان البرتغاليون ناجحا فى تعاليم دينهم.

خامسا: فى سولاويسي
مملكة غاواتالو (مملكة مكاسر) تقع فى شبه الجزيرة  بشمال الغرب سولاويسي وهي دائرة الستراتيجية.
 هذه المملكة تكون مركزا تجاريا بحريا، عامل  المملكة بالمملكة الإسلامية تر ناتي تحت رئاسة سلطان باب الله فعقد المعاهدة المصاحبة بين مملكة ترناتي ومملكة غاواتالو. فداع باب الله ملوك غاواتالو لدخول الإسلام. و سلطان علو الدين (1591 م-1636 م) هو سلطان الأول من دخل الإسلام فى سنة 1605 م.[5]
إنتشر الإسلام فى غاوا مناسبة بثقافات الموجودة، ومن بعد ثقافاتها لابد للسلطان أن يبشر الخيرات. فدخل رسالة الإسلام حسب تلك الثقافات حتى اتبعوا ممالك الأخرى لدخول الإسلام.
ولكن لما دخل الإسلام كان النزاع لايزال مستمرا بين هذين المملكين الكبيرين حتى إستعان أحدهم إلى هولندا لملصلحة طائفتهم.








[1]  ح.ج.غراف و تح. بيغويد،" الممالك الإسلامية بجاوا(جاكرتا: غرافتي برس، 1985)، ص 49
[2]  توفيق عبد الله، "الإسلام والمجتمع، فالتاريخ الإندونيسيا" (جاكرتا:LP3S، 1987)،ص 142
[3]  محمد عدوار الصالح وأصحابه, " تاريخ كلمنتان الجنوبية" ( جاكرتا: مجلس P & K، 1987)، ص 20-21
[4]  أوكا تشندراسسميتا،" تاريخ الدولة الإندونيسيا "III، (جاكرتا: بلاي بوستاكا، 1984)، ص25
[5]  توفيق عبد الله، "الإسلام والمجتمع، فالتاريخ الإندونيسيا" (جاكرتا:LP3S، 1987)،ص 89

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More