Kematian menjadi topik dominan dalam hati saya dalam beberapa bulan ini. Baik oleh karena gambaran nyata “pergi”nya beberapa anggota garis nasab keluarga, “kegelisahan” hati sahabat akan kematian, hingga sekedar pertanyaan seberapa dekat manusia dengan hidup dan mati. Sejengkalkah? Sehasta ataukah sedepa? Atau memang tidak ada jarak sama sekali. Bagai pegulatan batin yang “melelahkan” melebihi sekedar kekuatan jasad fisik saat memanggul tugas rutin kehidupan.
Lagi, Saya terkesima dengan penjelasan Adnan Okhtar. Manusia menurutnya tidak memiliki kekuasaan apa pun terhadap tanggal dan tempat kelahirannya. Sebagaimana halnya, ia tidak pernah mengetahui di mana atau bagaimana ia akan meninggal. Lebih lanjut lagi, seluruh usahanya untuk membatasi faktor-faktor yang berpengaruh negatif bagi hidupnya adalah sia-sia dan tanpa harapan.
Setiap manusia harus menghabiskan sebagian waktu hariannya untuk